Mengenal Apa Yang Dinamakan Dengan Kencan Santai


Kencan santai adalah perilaku berkencan dan interaksi seksual di luar hubungan jangka panjang. Strategi semacam ini cukup umum di kalangan remaja dan dewasa muda. Artinya, dalam hubungan pacaran ini tidak ada kewajiban apapun. Kurangnya keterlibatan ini tidak serta merta menjadi alasan untuk tidak terlibat dalam aktivitas sebagai orang yang memiliki ikatan khusus. Jadi kencan santai masih bisa pacaran atau bahkan berhubungan seks di luar komitmen.

Risiko Kencan Santai

Bergantung pada usia dan tujuan Anda, kencan santai mungkin merupakan strategi yang berbeda. Di luar penelitian lebih lanjut tentang risiko kencan biasa, banyak yang menunjukkan bahwa itu berbahaya dan bahkan dapat menyebabkan perceraian. Psikolog dan sosiolog percaya bahwa kencan biasa dan hidup bersama sebelum menikah meningkatkan risiko perceraian.
Tentu saja hal ini tidak berhubungan langsung karena banyak faktor yang mempengaruhinya. Di sisi lain, ada penelitian yang menunjukkan sebaliknya.

Artinya, kencan santai bisa menjadi pemicu perceraian. Namun, ini juga tergantung pada karakter masing-masing individu dan pada kualitas hubungan yang sudah ada sebelumnya. Pengaruh hubungan kasual pada kesehatan mental juga ada, terutama bagi mereka yang melakukannya di bawah tekanan seperti pengaruh lingkungan atau alkohol.

Apakah kencan santai memuaskan?

Kata memuaskan dalam hal ini harus dibagi menjadi dua, seksual dan emosional. Namun, hal-hal menjadi lebih rumit ketika menyangkut kepuasan emosional. Ketika seseorang tidak membayangkan kehidupan masa depan mereka dengan kencan kasual mereka saat ini, kepuasan emosional akan lebih rendah.

Di sisi lain, jika kencan biasa adalah titik awal sebelum membuat komitmen jangka panjang, itu bisa sama memuaskannya bagi pasangan yang sudah menikah atau belum menikah.
Kepuasan emosional dengan demikian tergantung pada tujuan jangka panjang.

Apakah kencan santai itu menyenangkan?

Ada juga persepsi bahwa kencan kasual rentan terhadap efek psikologis negatif, seperti harga diri rendah, kecemasan berlebihan, dan depresi.

Bagi orang-orang yang dengan santai berkencan karena paksaan, ini benar. Keterpaksaan ini dalam hal tuntutan dari lingkungan, pengaruh penggunaan narkoba, hingga pengaruh konsumsi alkohol yang berlebihan.
Di sisi lain, ketika seseorang pergi kencan santai atas kemauannya sendiri, mereka bisa merasa lebih bahagia.

Jadi apakah hubungan semacam ini bisa menyakitkan atau tidak tergantung pada mengapa mereka memulainya sejak awal. Begitu juga standarnya. Jika Anda berpikir apa yang Anda lakukan itu buruk, rasa bersalah itu akan terus menghantui Anda.

Di sisi lain, bagi orang yang memiliki pembenaran atas apa yang mereka lakukan, rasa bahagia akan menyertai terlepas dari kurangnya komitmen dalam hubungan ini.